Rabu, 12 Juli 2017

LAPORAN KUNJUNGAN MUSEUM MANUSIA PURBA SANGIRAN
DITINJAU DARI ASPEK SOSIOLOGI
Mata kuliah : Praktek Lab. IPS SD
Dosen Pengampu : Mukhlis Mustofa., S.Pd., M.Pd


Disusun Oleh :

Agus Parwanto
15540056
Antonius Agus
15540062
Endah Pospita Sari
15540065
Giyarti
15540052


Kelas/ Semester
PGSD 02/ IV

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SLAMET RIYADI
SURAKARTA
 2017



LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kunjungan Museum Manusia Purba Sangiran  ditinjau dari Aspek Sosiologi disetujui dan disahkan pada :
Hari           :
Tanggal     :



Mengesahkan


Mukhlis Mustofa S.Pd., M.Pd
NIPY : 0414.0076









KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayah-nya, kami bisa menyusun laporan ini dengan baik. Sebagai tanda bukti bahwa kami telah mengunjungi obyek-obyek di museum manusia purba sangiran. Karya tulis ini telah kami lengkapi dengan gambar-gambar dan informasi dari obyek-obyek yang terdapat di Museum Manusia Purba Sangiran.
Upaya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan arahan dari berbagai pihak, maka kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Yang terhormat dosen pengampu Mukhlis Mustofa,. S.Pd., M.Pd
2.      Yang tercinta rekan-rekan mahasiswa PGSD  Universitas Slamet Riyadi Surakarta semester IV yang turut berpartisipasi dalam kunjungan ini.
Laporan yang kami susun ini jauh dari kesempurnaan. Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan karya tulis ini. Untuk itu kami mohon kritik dan saran demi kesempuraan laporan ini. Semoga karya tulis ini, dapat bermanfaat bagi pembacanya.


Surakarta,18 Maret 2017
                                                                                                                   
                                                                                                           Penyusun





DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................  i
KATA PENGANTAR..........................................................................................   ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................   1
      A.    Latar Belakang.............................................................................................   1
      B.     Rumusan Masalah........................................................................................   1
      C.     Tujuan Masalah............................................................................................   
      D.    Manfaat Penelitian.......................................................................................   2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................   3
      A.    Letak Museum Manusia Purba Sangiran.....................................................   3
      B.     Kehidupan Sosial Manusia Purba Sangiran.................................................   4
      C.     Implementasi Pembelajaran Sosiologi Pada Masa Purbakala Untuk Anak
       Sekolah Dasar .............................................................................................   5
BAB III PENUTUP...............................................................................................   8
      A.    kesimpulan...................................................................................................   8
      B.     Saran............................................................................................................   9  
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10
LAMPIRAN......................................................................................................... 11



BAB I
PENDAHULUAN
       A.    Latar Belakang
Sangiran merupakan lahan perbukitan tandus yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Sangiran adalah situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran pertama kali ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil vertebrata dari Kalioso. Luas situs Sangiran mencapai 56 km2, lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia yang memberikan petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Dilokasi Sangiran ini pula ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus untuk pertama kalinya oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koeningswald.
Koleksi yang tersimpan di museum Sangiran mencapai 13.806 yang tersimpan pada dua tempat yaitu 2.931 tersimpan di ruang pameran dan 10.875 di dalam ruang penyimpanan. Bahkan banyak orang asing yang menggunakan kawasan Sangiran sebagai pusat laboratorium penelitian manusia purba. Museum Sangiran menyumbang perkembangan ilmu pengetahuan seperti Antropologi, Geologi, Paleoanthropologi. Oleh karena itu dalam laporan ini akan dibahas sejarah perkembangan peradapan manusia ditinjau dari aspek sosiologi. Dimana dalam aspek sosiologi ini akan lebih dikenalkan bagaimana kehidupan sosial manusia purba pada masa itu.

       B.     Rumusan Masalah
1.      Dimana letak museum manusia purba sangiran berada ?
2.      Bagaimana kehidupan sosial manusia purba sangiran pada masa purbakala ?
3.      Bagimana mengimplementasikan pembelajaran sosiologi pada masa purbakala kepada anak Sekolah Dasar ?

       C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui letak museum manusia purba sangiran
2.      Untuk mengetahui kehidupan sosial manusia purba
3.      Menerapkan pembelajaran sosial pada masa manusia purba kepada anak Sekolah Dasar
       D.    Manfaat Penelitian
Sebagai refesensi untuk menembah wawasan tentang kehidupan sosial yang dilakukan mausia purba pada masa purbakala dan bermanfaat sebagai bahan ajar yang dapat diterapkan pada anak Sekolah Dasar.


BAB II
PEMBAHASAN
       A.    Letak Museum Manusia Purba Sangiran
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi di Jawa, Indonesia. Sangiran memiliki area sekitar 48 km². Secara fisiografis sangiran terletak pada zona Central Depression, yaitu berupa dataran rendah yang terletak antara gunung api aktif, Merapi dan Merbabu di sebelah barat serta Lawu di sebelah timur.
Secara administratif Sangiran terletak di Kabupaten Sragen (meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Kecamatan Gondangrejo) dan kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Sangiran terletak di desa Krikilan, Kec. Kalijambe ( ± 40 km dari Sragen atau ± 17 km dari Solo) situs ini menyimpan puluhan ribu fosil dari jaman pleistocen ( ± 2 juta tahun lalu).
Situs Sangiran merupakan daerah perbukitan yang mencakup kawasan seluas 32 km² dengan bentangan arah dari utara ke selatan kurang lebih 8 km dan dari barat ke timur kurang lebih 4 km². Daerah ini meliputi 12 kelurahan di 4 kecamatan, yaitu kecamatan Kalijember, Gemolong, Plupuh, dan Godangrejo. Daerah sangiran memiliki sebuah sungai yang membelah daerah tersebut menjadi dua yaitu  Kali Cemara yang bermuara di Bengawan Solo. Sedangkan waktu tempuh dari Solo ke Sangiran hanya ± 30 menit dan dari Sragen dengan waktu tempuh ± 1 jam.
Fosil-fosil purba ini merupakan 65% fosil hominid purba di Indonesia dan 50% di seluruh dunia. Hingga saat ini telah ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan di gudang penyimpanan. Pada tahun 1977 Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.070/0/1977, tanggal 5 Maret 1977. Selanjutnya keputusan itu dikuatkan oleh Komite World Heritage UNESCO pada peringatannya yang ke-20 di Merida, Mexico yang menetapkan kawasan Sangiran sebagai kawasan World Heritage (warisan dunia) No. 593.


      B.     Kehidupan Sosial Manusia Purba Sangiran
Kehidupan sosial yang dilakukan Manusia Purba Sangiran dapat kita lihat pada 2 masa yaitu sebagai berikut:
1.      Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan :
Pada masa berburu dan meramu (food gathering), manusia purba sangat menggantungkan diri pada alam. Dimana daerah yang mereka tempati harus dapat memberikan persediaan makanan yang cukup untuk kelangsungan hidup mereka. Oleh karena itu mereka selalu berpindah-pindah untuk mencari persediaan makan. Adapun pada masa itu manusia purba melakukan interaksi sebagai berikut :
a)      Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil, ini bertujuan agar mereka mudah dalam melakukan perburuan dan mengikuti pergerakan hewan buruan mereka. Baisanya mereka hidup dalam satu kelompok sebanyak 10-15 orang yang terdiri dari 1 atau 2 keluarga.
b)      Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja, dengan adanya keterkaitan satu sama lain di dalam satu kelompok, maka manusia purba membagi tugas yaitu manusia purba laki-laki bertugas memburu hewan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dan mengurus anak.
c)      Hubungan antar anggota sangat erat, mereka bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidup serta mempertahankan kelompok dari serangan kelompok lain ataupun dari binatang buas.
d)     Populasi pertumbuhan penduduk sangat kecil, karena situasi yang berat, dengan peralatan yang masih sangat primitif membuat mereka tidak dapat selamat dari berbagai bahaya.

2.      Masa Bercocok Tanam (Food Producing) dan Beternak
Kehidupan manusia purba yang terus berkembang, ikut merubah pola hidup mereka. Pada masa ini manusia purba sudah tidak lagi mengembara pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain (nomaden) untuk mencari makan. Kini mereka sudah menetap di suatu daerah dan mereka pula telah memiliki kemampuan untuk memproduksi makanan sendiri. Oleh sebab itu, pola kehidupan mereka berubah dari food gathering menjadi food producing dengan bercocok tanam dan berternak.
a)      Muncul kegiatan kehidupan perkampungan, dalam Kehidupan sosial manusia purba pada masa ini mengalami peningkatan yang pesat. Mereka sudah tidak lagi berpindah – pindah tempat, tetapi menetap di suatu tempat.
b)      Mereka juga telah mengenal sistem gotong royong dalam membuka lahan, maupun membangun rumah untuk tempat tinggal.
c)      Diangkatnya seorang pemimpin, dengan Pola hidup menetap ini memungkinkan terciptanya jalinan sosial masyarakat yang kuat dan terorganisir. Sehingga Mereka memiliki seorang pemimpin yang disebut dengan kepala suku yang dipercaya dan dipatuhi oleh seluruh anggota kelompoknya. Kepala suku inilah yang mengatur dan menjaga anggota – anggotanya sehingga bisa hidup dengan tentram dan damai.
C.    Implementasi Pembelajaran Sosiologi Pada Masa Purbakala Kepada Anak Sekolah Dasar
Berdasarkan kehidupan sosial manusia purba sangiran maka dapat kita terapkan beberapa hubungan sosial yang mereka ciptakan pada masa purbakala dalam mempertahankan keberlangsungan hidupnya, adapun pada masa purbakala manusia purba sangiran melakukan interaksi sosial berupa :
1.      Masa Berburu dan Meramu (Food Gathering)/Mengumpulkan Makanan
a)      Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil
Dalam penerapannya pada proses pembelajaran kita bisa membagi anak-anak didik dalam sebuah kelompok-kelompok kecil dan memberi mereka tanggung jawab berupa tugas yang harus mereka selesaikan secara berkelompok dan dalam kelompok tersebut kita harus bisa membuat semua anggota kelompok untuk aktif dalam memyelesaikan tugas yang sudah diberikan.
b)      Dalam kelompok-kelompok tersebut terdapat pembagian tugas kerja.
Setelah pembagian kelompok-kelompok kecil dilakukan hal yang paling utama dilakukan dalam kelompok tersebut adalah pembagian tugas dari masing-masing anggota kelompok, pembagian tugas ini bertujuan agar setiap anggota bisa bertanggung jawab terhadap tugas yang sudah diberikan dan melalui pembagian tugas ini maka hasil dari tugas kelompok tersebut dapat efektif.
c)      Hubungan antar anggota sangat erat
Sebagai seorang guru kita harus bisa menanamkan kepada peserta didik kita bahwa mereka dalam satu kelas merupakan satu anggota tim atau keluarga yang mempunyai hubungan yang erat antara satu dengan yang lainnya dan tidak harus membeda-bedakan antara kebudayaan, agama, serta etnis anggota-anggota dalam kelas tersebut.
2.      Masa Bercocok Tanam (Food Producing) dan Beternak
a)      Muncul kegiatan kehidupan perkampungan
Munculnya kegiatan kehidupan perkampungan ini dapat kita jelaskan kepada anak-anak didik kita bahwa ketika mereka pertama kali memasuki lingkungan sekolah mereka yang baru, maka secara otomatis mereka merupakan bagian dari sekolah tersebuat. Ini dapat kita katakan bahwa mereka memulai kehidupan perkampungan yang baru dalam linkungan pendidikan, sehingga apa saja yang dilakukan oleh anggota dalam sekolah tersebut maka mereka juga akan melakukannya. Serta semua peraturan yang ada dalam lingkungan sekolah tersebut harus mereka patuhi.
b)      Mengenal sistem gotong royong
Dalam sekolah kegiatan gotong royong tidak pernah terlepas dari anak didik dan guru yang ada dilingkungan sekolah, tapi yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah bagaimana anak didik tersebut tidak hanya melakukan gotong royong pada waktu-waktu yang sudah ditetapkan akan tetapi mereka bisa memiliki kesadaran yang kuat sehingga sifat gotong royong itu bisa tertanam dalam diri mereka masing-masing.
c)      Diangkatnya seorang pemimpin
Diangkatnya seorang pemimpin ini bisa kita terapkan pada anak Sekolah Dasar dengan cara memilih salah satu dari mereka dijadikan sebagai ketua kelas, ini tidak terlepas dari partisipasi semua anggota dalam satu kelas untuk memilih salah satu dari mereka yang akan dijadikan sebagai ketua kelas dan dapat dipercayai untuk mengurus teman-temannya yang ada dikelas tersebut.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial Manusia Purba Sangiran dapat ditinjau dari 2 masa yaitu pada masa berburu dan meramu (food gathering)/mengumpulkan makanan yang ditandai dengan adanya pembentukan kelompok-kelompok kecil untuk memudahkan mereka berburu, adanya pembagian kerja antara manusia purba laki-laki dan perempuan, kemudian timbulnya hubungan yang sangat erat antar manusa purba, bahkan adanya pertumbuhan populasi yang sangat kecil dikarenakan mereka diserang oleh hewan-hewan buas dan manusia purba lainnya. Sedangkan pada masa bercocok tanam (food producing) dan beternak, manusia purba sangiran sudah tidak melakukan perburuan sebagai kegiatan sehari-hari akan tetapi mereka sudah mulai membuat tempat untuk mereka tinggal dan bahkan mereka juga sudah bisa memproduksi bahan-bahan makanan untuk kebutuhan hidup sehari-hari mereka, ini ditandai dengan mereka membuat sebuah perkampungan untuk mereka menetap secara terus menerus, mereka melakukan gotong royong untuk membuat tempat tinggal, bahkan mereka mengangkat seorang pemimpin dari salah satu mereka yang dianggap lebih kuat dan dapat memberi rasa nyaman dan aman untuk keberlangsungan hidup mereka.
Penerapannya pada pembelajaran sosial untuk anak Sekolah Dasar dapat kita lakukan dengan membuat mereka melakukan hal-hal kecil seperti membuat kelompok-kelompok diskusi, memberi tugas kepada semua anggota kelompok agar hasil kelompoknya maksimal, membentuk hubungan yang erat antar anggota kelompok dengan cara mereka terus mengenal karakter satu sama lain melalui diskusi yang meraka lakukan dan ini pastinya dapat kita terapkan pada kelas tinggi, bahkan kehidupan sosial manusia purba dapat diterapkan kepada anak-anak Sekolah Dasar dengan menjadikan mereka sebagai keluarga atau masyarakat dalam lingkungan sekolah dan harus mematuhi semua peratuaran yang berlaku dilingkungan sekolah tersebut, mereka juga dapat kita ajarkan bagaimana harus melakukan kehidupan gotong royong dalam membersihkan lingkungan sekolah, bahkan mereka juga dapat kita ajarkan untuk menjadi pemimpin teman-teman mereka dalam lingkup kelas, yaitu sebagai ketua kelas.
B.     Saran
Mempelajari kehidupan sosial Manusia Purba Sangiran dan menerapkannya kepada anak-anak Sekolah Dasar tidaklah begitu sulit, asalkan seorang guru mau mengambil alih penuh dalam membimbing anak-anak muridnya sehingga mereka bisa mendapatkan nilai sejarah kehidupan dari manusia purba dan mengetahui bahwa kegiatan sosial yang selama ini mereka praktekkan merupakan sudah ada sejak masa manusa purba dulu. Dan bagi semua pembaca penulis menysarankan untuk terus mencari tahu apa yang menjadi nilai sejarah bangsa ini.

 DAFTAR PUSTAKA
1.      Penelitian langsung di Museum Sangiran


 LAMPIRAN

  












1 komentar:

  1. New Vegas casino with $10M welcome bonus - DRMCD
    For one lucky Vegas player, the 아산 출장마사지 $10M Casino 거제 출장샵 offers a $10M welcome 군산 출장샵 bonus when you sign up, 강원도 출장샵 no deposit necessary. 태백 출장안마 The casino also offers

    BalasHapus